Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia
dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain,
maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
Menurut pengertian Pasal 1 angka 2 UU PK, “Konsumen adalah setiap orang
pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga,, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan
tidak untuk diperdagangkan.”
Lebih lanjut, di ilmu ekonomi ada dua jenis konumen, yakni konsumen antara
dan konsumen akhir. Konsumen antara adalah distributor, agen dan pengecer.
Mereka membeli barang bukan untuk dipakai, melainkan untuk diperdagangkan
Sedangkan pengguna barang adalah konsumen akhir.
Yang dimaksud di dalam UU PK sebagai konsumen adalah konsumen akhir. Karena
konsumen akhir memperoleh barang dan/atau jasa bukan untuk dijual kembali,
melainkan untuk digunakan, baik bagi kepentingan dirinya sendiri, keluarga,
orang lain dan makhluk hidup lain.
Anda tentu memahami bahwa tidak semua barang setelah melalui proses produksi
akan langsung sampai ke tangan pengguna. Terjadi beberapa kali pengalihan agar
suatu barang dapat tiba di tangan konsumen. Biasanya jalur yang dilalui oleh
suatu barang adalah:
Produsen – Distributor – Agen – Pengecer – Pengguna
Pendekatan perilaku konsumen
Pendekatan perilaku konsumen dibagi menjadi 2 yaitu:
Pendekatan
Kardinal (Cardinal Approach).
Menurut pendekatan ini, daya guna dapat diukur dengan satuan uang atau
utilitas, dan tinggi rendahnya nilai atau daya guna tergantung pada subjek yang
menilai. Pendekatan ini juga mengandung anggapan bahwa semakin berguna suatu
barang bagi seseorang, maka akan semakin diminati. Asumsi dari pendekatan ini
adalah :
- Konsumen rasional, artinya
konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
- Diminishing Marginal Utility,
artinya tambahan utilitas yang diperoleh konsumen makin menurun dengan
bertambahnya konsumsi dari komoditas tersebut.
- Pendapatan konsumen tetap.
- Uang mempunyai nilai subjektif
tetap.
- Total utility adalah additive
dan independent. Additive artinya daya guna dari sekumpulan barang adalah
fungsi dari kuantitas masing – masing barang yang dikonsumsi. Sedangkan
independent berarti bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi oleh tindakan
mengkonsumsi barang X2, X3, X4, …, Xn dan sebaliknya.
Pendekatan
Ordinal. Dalam pendekatan ini daya guna
suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu
membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi
sekelompok barang. Pendekatan yang dipakai dalam teori ordinal adalah
independent curve, yaitu kurva yang menunjukkan kombinasi 2 macam barang
konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan sama. Asumsi dari pendekatan ini
adalah :
- Konsumen rasional
- Konsumen mempunyai pola
preferensi terhadap barang yang disusun berdasarkan urutan besar kecilnya
daya guna.
- Konsumen mempunyai sejumlah
uang tertentu
- Konsumen selalu berusaha
mencapai kepuasan maksimum
- Konsumen konsisten, artinya
bila barang A lebih dipilih daripada barang B karena A lebih disukai
daripada B, tidak berlaku sebaliknya.
- Berlaku hukum transitif,
artinya bila barang A lebih disukai daripada B, dan B lebih disukai
daripada C, maka A lebih disukai daripada C.
Konsep elastisitas
Elastisitas merupakan salah satu
konsep penting untuk memahami beragam permasalahandi bidang ekonomi. Konsep
elastisitas sering dipakai sebagai dasar analisis ekonomi, sepertidalam
menganalisis permintaan, penawaran, penerimaan pajak, maupun distribusi kemakmuran.
Dalam pengertiannya Konsep
Elastisitas adalah suatu konsep yang dimana menggambarkan derajat
kepekaan/respon dari jumlah barang yang diminta/ ditawarkan akibat perubahan
faktor yang mempengaruhinya. Dari derajat kepekaan respon yang diminta /
ditawarkan ada berapa persen variable akan berubah sebagai akibat variable lain
berubah 1%.
SITAS
Ada 4 jenis konsep elastisitas yang
umumnya dipakai dipakai dalam teori ekonomi mikro :
1. Elastisitas harga permintaan (Ed)
2. Elastisitas harga penawaran (Ws)
3. Elastisitas silang (Ec)
4. Elastisitas pendapatan (Ey)
Berikut ini penjelasannya :
1.Elastisitas Harga Permintaan (Ed)
Digunakan untuk mengetahui besarnya
perubahan jumlah barang yang dimintaakibat adanya perubahan harga barang itu
sendiri.
Macam-macam Elastisitas Permintaan :
E > 1 : Elastis
Permintaan elastis terjadi jika
perubahan permintaan lebih besar dari perubahan harga. E > 1, artinya
perubahan harga diikuti jumlah permintaan dalam jumlah yang lebih besar.
Contoh: barang mewah.
E <> In Elastis
Permintan in elastis terjadi jika
perubahan harga kurang berpengaruh pada perubahan permintaan. E <>
artinya perubahan harga hanya diikuti perubahan jumlah yang diminta dalam
jumlah yang relatif lebih kecil. Contoh: permintaan terhadap beras.
E = 1 : Unitary
Permintaan elastis uniter terjadi
jika perubahan permintaan sebanding dengan perubahan harga. E = 1, artinya
perubahan harga diikuti oleh perubahan jumlah permintaan yang sama. Contoh:
barang-barang elektronik.
E = 0 : In Elastis Sempurna
Permintaan in elastis sempurna
terjadi bilamana perubahan harga yang terjadi tidak ada pengaruhnya terhadap
jumlah permintaan. E = 0, artinya bahwa perubahan sama sekali tidak ada
pengaruhnya terhadap jumlah permintaan. Contoh: obat-obatan pada waktu sakit.
E = ~ : Elastis Sempurna
Permintaan elastis sempurna terjadi
jika perubahan permintaan tidak berpengaruh sama sekali terhadap perubahan
harga. Kurvanya akan sejajar dengan sumbu Q atau X. E = ~ , artinya bahwa
perubahan harga tidak diakibatkan oleh naik-turunnya jumlah permintaan. Contoh:
bumbu dapur.
Hal-Hal Yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan
1. Tingkat kemudahan barang yang
bersangkutan untuk di gantikan oleh barang yang lain.
2. Besarnya proporsi pendapatan yang
digunakan.
3. Jangka waktu analisa.
4. Jenis barang.
Rumus untuk mernghitung besarnya elastisitas :
Ed= ((Q2 – Q1)/ Q1) / ((P2 – P1)/P1)Ed=(ΔQ/Q) / ( ΔP/P)
2. Elastisitas harga penawaran (Ws)
Elastisitas penawaran adalah tingkat
perubahan penawaran atas barang dan jasa yang diakibatkan karena adanya
perubahan harga barang dan jasa tersebut. Untuk mengukur besar/kecilnya tingkat
perubahan tersebut diukur dengan angkaangka yang disebut koefisien elastisitas penawaran
dengan lambang ES (Elasticity Supply).
Macam-macam Elastisitas Penawaran :
Seperti dalam permintaan,
elastisitas penawaran dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu
1. In Elastis Sempurna (E = 0)
Penawaran in elastis sempurna
terjadi bilamana perubahan harga yang terjadi tidak ada pengaruhnya terhadap
jumlah penawaran.
2. In Elastis (E < e ="
1)"> 1)
Penawaran elastis terjadi jika
perubahan harga diikuti dengan jumlah penawaran yang lebih besar.
3. Elastis Uniter (E = 1)
Penawaran elastis uniter terjadi jika perubahan harga sebanding dengan
perubahan jumlah penawaran.
4. Elastis (E > 1)
Penawaran elastis terjadi jika perubahan harga diikuti dengan jumlah penawaran
yang lebih besar.
5. Elastis Sempurna (E = ~)
Penawaran elastis sempurna terjadi
jika perubahan penawaran tidak dipengaruhi sama sekali oleh perubahan harga,
sehingga kurva penawaran akan sejajar dengan sumbu Q atau X pada umumnya.
Rumus untuk mernghitung besarnya elastisitas :
Es = ((Q2 – Q1) / ½ (Q2+Q1)) / ((P2
– P1) / ½ (P2 + P1))Es = (∆Q / ½ (Q1+Q2)) / (∆P / ½ (P1+P2))
3. Elastisitas silang (Ec)
Untuk mengukur besarnya kepekaan
permintaan suatu barang jika harga barang lain yang berubah, yaitu harga barang
yang ada kaitanya dengan barang tersebut yang berupa barang komplementer dan
dapat berupa barang subtitusi.
Rumus untuk mernghitung besarnya
elastisitas :
Ec=(( QX2 – QX1 ) / ½ (QX1 + QX2)) /
((PY2 - PY1) / ½ (PY1 + PY2))
Ec= (∆ QX / ½ (QX1 + QX2)) / (∆ PY /
½ (PY1 + PY2))
4. Elastisitas pendapatan (Ey)
Untuk mengukur perubahan jumlah
barang yang diminta akibat dari adanya perubahan.
Pada Elastisitas Pendapatan memiliki
bentuk rumus umum yang dapat dituliskan sebagai berikut :
Δ Q
ΔP
Δ Q
P
Eh ------ :
----- atau Eh =
------ X ------
Q
P
ΔP
Q
Keterangan :
Eh = Elastisitas harga Permintaan
Q = Jumlah barang yang diminta
Y = Harga barang yang dimaksud
Δ = Tanda perubahan (Delta) atau
hasil penggabungan
Hasil akhir dari rumus umum
elastisitas tersebut memberikan beberapa kemungkinan yaitu:
- Jika Em= 1 (Unity), maka 1 % kenaikan dalam
pendapatan akan menaikkan 1 % jumlah barang yang diminta
- Jika Em>1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan
bahagian yang lebih besar dari pendapatan terhadap barang.
- Jika pendapatan naik; jika Em <>in Elastis), maka
orang akan membelanjakan bahagian pendapatan yang lebih kecil untuk suatu
barang, bila pendapatannya naik.
Maka
dapat disimpulkan dari ketiga kemungkinan tersebut bahwa naiknya jumlah barang
yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang
diminta sebut barang normal atau superior.
Bila
kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang
yang diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalah negatif
dan barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen
referensi : http://rariprebio-prebio.blogspot.com/
Selengkapnya...