Di wilayah sekitar Halimun Bogor dan sekitarnya ada benteng-benteng
milik
Prabu Siliwangi yang tak kelihatan, pusat kerajaan ada di Gunung Salak,
sebenarnya ini sudah menjadi rahasia umum.
Catatan sejarah soal Kerajaan Siliwangi pasca kehancurannya setelah
diserang
Kesultanan Banten pada tahun 1620-an, adalah catatatan pertama kali dari
Scipio
yang melakukan ekspedisi sekitar tahun 1687 mencatat ada ratusan macan
gembong
atau harimau bertempat tinggal di sebuah bangunan dekat Kebun Raya Bogor
sekarang, selain itu ditemukan rawa yang
berisi badak di sekitar
Sawangan, dinamakan Rawa Badak dimana di ujung Rawa Badak ditemukan juga
situs parit
dan bekas tembok keraton yang dijadikan sarang macan, sekarang sarang
macan ini
dikenal pertigaan beringin di Sawangan. Selain catatan-catatan
arkeologi, ada
catatan mistis tentang segitiga Bogor.
Ada kecenderungan suatu pola dimana pesawat jatuh di tempat yang sama,
di
tahun 1966 helikopter yang ditumpangi Laksamana RE Martadinata jatuh,
sampai
sekarang penyebabnya tidak ketahuan. Lalu banyak pesawat jatuh di
sekitar
lokasi yang sama sekitar gunung salak dan gunung halimun.
Ada tiga gunung yang dianggap angker di masa Mataram Sultan Agung,
pertama
Gunung Merapi, Kedua Gunung Slamet dan Ketiga Gunung Halimun, diantara
ketiganya Gunung Halimun-lah yang dianggap paling angker karena memiliki
misteri luar biasa. Sampai saat ini banyak peristiwa jatuhnya pesawat di
sekitar segitiga Gunung Halimun-Gunung Salak-Gunung Gede.
Daya energi ketiga gunung itu ada di Istana Cipanas, sekitar gedung yang
dibangun Bung Karno namanya Gedung Bentol, tempat dimana Bung Karno
selalu
bermeditasi sejak dia menempati Istana Merdeka di tahun 1949. Di
belakang
Gedung Bentol ada sumber air panas, yang merupakan energi dari
Siliwangi.
Dilamarnya Puteri Dyah Pitaloka yang kecantikannya serupa bidadari dan
mewariskan kecantikan yang bisa dilihat pada gadis-gadis Bandung,
Cianjur dan
Sumedang sekarang ini adalah rahasia ‘Wahyu Nusantara’ yang dimiliki
kerajaan
Pajajaran, dimana Gadjah Mada ingin memilikinya “Siapa yang menguasai
Wahyu
Nusantara dia akan menguasai Indonesia’, penguasaan wahyu nusantara ini
menimbulkan konflik antara Hayam Wuruk yang berpendapat bahwa wahyu itu
bisa
diambil dengan cara Ken Arok yaitu menikahi puteri sang Raja, di satu
sisi
wahyu bisa diambil dengan cara menaklukkan Pajajaran dan membangun
kerajaan
Majapahit Barat di Pakuan.
Tanpa disengaja menurut kepercayaan banyak orang Bung Karno mengawini
puteri
Bandung yaitu : Inggit Garnasih yang ditengarai masih keturunan Raja
Siliwangi
dimana wahyu Nusantara bersemayam di tubuh Inggit Garnasih, dan Bung
Karno
keturunan langsung Brawijaya V mengobarkan semangat Nusantara bermula di
Bandung pada rapat politik Radicale Concentratie di Bandung tahun 1922.
Bandung
adalah kota terakhir dimana Prabu Linggabuana menyucikan diri di danau
Bandung
sebelum berangkat ke Majapahit dan kelak beristirahat di Pesanggrahan
Bubat dimana
kemudian datang Gadjah Mada dan terjadilah insiden pembunuhan dan
pembantaian
besar-besaran rombongan Pajajaran.
Sisa-sisa dari Laskar Perang Bubat melarikan diri ke Gunung Salak,
sementara
sisa-sisa dari punggawa Siliwangi yang diserang Banten lari ke Gunung
Halimun.
Tempat dimana seringnya pesawat menghilang, ini mirip dengan segitiga
Bermuda
dan segitiga formosa.
Gunung Halimun dan Gunung salak ini mirip Gunung Lawu yang disucikan
Majapahit, tak boleh ada yang melintasi diatasnya, burungpun bisa mati
bila
melewati satu titik tanah yang sakral.
Apakah kejatuhan Pesawat Sukhoi ini sama dengan medan magnetis di
Segitiga
Gunung Halimun-Salak-Gede? seperti medan magnetis yang ada di segitiga
bermuda
dan segitiga formosa? Wallahu’alam…….
( Welcome to -Protect_Your_Mama Blog )
Rabu, 06 Juni 2012
Rahasia Besar Dibalik Pesawat SUKHOI di Bogor
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar